NTB menancapkan enam model prioritas pengembangan pariwisata


Mataram  - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menancapkan enam model prioritas pengembangan pariwisata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di provinsi itu.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Najamuddin Amy di Mataram, Kamis, mengakui sektor pariwisata memiliki peran strategis karena dapat mendorong peningkatan pendapatan, membuka lapangan kerja, menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkesinambungan, dan seimbang serta inklusif.
"Program strategis pengembangan pariwisata NTB ini tertuang dalam visi misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB, yakni membangun NTB Gemilang 2019-2023," ujarnya.
Menurut dia, program strategis pengembangan pariwisata NTB ini sejalan dengan Peraturan Daerah (Perda) No. 7 tahun 2013 tentang Rencana Induk Pariwisata Daerah (Riparda) 2013-2028 yang menekankan pada empat aspek pembangunan kepariwisataan daerah. Yakni, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, industri pariwisata dan organisasi kepariwisataan.
Najamuddin menyebutkan ada enam model pengembangan pariwisata andalan dan strategis NTB itu, antara lain pertama pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil (gili). Di mana ada tujuh sasaran destinasi pengembangan yang meliputi kawasan tiga Gili (Trawangan, Air, Meno) di Kabupaten Lombok Utara. Kawasan Gili Sulat, Gili Petelu, Gili Maringkik di Lombok Timur. Kawasan Lembar yang terdiri dari Gita Nada (Gili Nanggu, Gili Sudak, Gili Tangkong). Kawasan Alas Utan Poto Tano (Kenawa, Paserang, Balu). Teluk Saleh, Moyo dan Tambora dan kawasan Wawo Rada Sape.
Selanjutnya, kedua pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah. Ketiga pengembangan Rinjani Unesco Global Geopark. Keempat, pengembangan Tambora Geopark Nasional yang berlokasi di Pulau Sumbawa. Kelima pengembangan wisata halal kelas dunia, dan keenam penanggulangan kemiskinan dengan pembentukan 99 desa wisata di NTB.
"Pembentukan 99 desa wisata ini sebuah konsep mengembangkan potensi alam, budaya, tradisi yang dimiliki masyarakat sehingga kedepan bisa mengembangkan daerah pariwisata," jelas Najamuddin.
Sementara itu Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah menegaskan sektor pariwisata tetap menjadi perioritasnya bersama Wakil Gubernur NTB. Meski tidak mendapatkan porsi anggaran yang lebih namun Bang Zul sapaan akrabnya menyatakan program lain pun tetap menjadi bagian tidak terpisahkan dari sektor pariwisata.

Ia menyebut pembangunan infrastruktur sangat erat kaitannya dengan sektor pariwisata. Membuka akses penerbangan langsung dari Perth (Australia) ke Lombok juga sebagai langkah memajukan sektor pariwisata. Hal ini terbukti adanya penerbangan langsung Lombok-Perth, Australia, ikut membantu mendongkrak kedatangan wisatawan asing ke NTB.

"Sektor pariwisata tetap menjadi perioritas, kita tidak melulu berbicara anggaran, tetapi sejatinya program yang lain merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sektor pariwisata," jelas gubernur.
Selain itu agenda MotoGP 2021 juga menjadi salah satu magnet untuk menarik wisatawan datang ke Lombok. Pemprov NTB sendiri saat ini terus berkordinasi dengan PT ITDC, Angkasa Pura dan Kementerian PU untuk menuntaskan persoalan lahan baik untuk area sirkuit serta akses jalan dari Bandara Internasional Lombok (BIL) hingga ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Pemprov NTB bersama ITDC bersepakat akan mengirim pemuda NTB untuk menjadi race official di Sepang Malaysia. Di mana terdapat 300 pemuda akan di kirim agar mengetahui tugas dan kewajiban sebagai race official pada saat perhelatan MotoGP nanti.
"Anak muda NTB akan kita kirim ke Sepang Malaysia untuk belajar disana menjadi race official MotiGP," ujarnya.
Untuk itu, Gubernur NTB optimis target kunjungan 4 juta wisatawan akan mampu tercapai. Kawasan Mandalika juga terus di benahi. Bahkan dalam waktu dekat pembangunan fisik sirkuit MotoGP akan segera dilakukan di 2019. (PN)





Tidak ada komentar