Presiden Joko Widodo meminta lembaga-lembaga negara meninggalkan ego sektoral. Kolaborasi harus dikedepankan. Jokowi mengatakan saat ini bangsa kita menghadapi tantangan yang berbeda, dunia berubah dengan sangat cepat.
Presiden mengingatkan pada lembaga negara bahwa check and balances antarlembaga sangat penting tapi tetap harus berada dalam bingkai yang sama yaitu visi besar Indonesia Maju. Dalam bingkai yang sama, Jokowi yakin Indonesia makin solid dan terdepan di kompetisi global.
Menurutnya, ego lembaga harus diruntuhkan, sehingga karya-karya baru dapat diciptakan bersama-sama.
Jokowi menekankan kinerja menteri bukan sekadar dikenal atau tidak dikenal, namun bagaimana ‘sang menteri’ mampu memastikan program kerja bisa sampai dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat, bukan sekadar menjalankan program kerja tanpa tahu bagaimana hasil akhirnya.
Presiden Jokowi juga mengatakan kepada para menteri Kabinet Indonesia Maju agar meninggalkan ego sektoral kementerian dan lembaga masing-masing, apalagi bagi yang hanya bertujuan untuk tampil sendiri dengan kebijakan populis dimasyarakat namun tidak berdampak bagi kesejahteraan rakyat secara keseluruhan.
Terbentuknya kabinet pada periode kedua Pemerintahan Jokowi dapat berdampak pada realisasi janji dan programnya ke depan. Jika ada menteri atau wakil menteri yang menghambat kerjanya, maka Jokowi semestinya berani melakukan pergantian atau reshuffle secepatnya.
Ini adalah tantangan nyata bagi Jokowi untuk menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik. Sikap yang mampu mengonsolidasi dan membuat solid partai-partai koalisi, parlemen, dan para menteri dan wakil menterinya yang berasal dari berbagai latar belakang itu.
Jokowi perlu bersikap tegas dan berani untuk melakukan perombakan kabinet atau reshuffle. Sehingga, jika nantinya ada pembantunya yang bekerja tidak sesuai harapan dapat lekas diganti oleh orang-orang yang lebih baik lagi.
Namun demikian resufhle bukanlah sesuatu yang dikehendaki Jokowi. Ia berharap sinergi yang lebih solid dari menteri-menteri di Kabinet Indonesia Maju.
Sebagai awal kesolidan para menteri itu terlihat dalam rapat koordinasi yang diinisiasi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono agar memudahkan menteri baru untuk segera mengeksekusi visi dan misi Presiden Joko Widodo mewujudkan 5 destinasi pariwisata super prioritas.
Lima Menteri yang bersinergi, yakni Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusbandio, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Sinergi lima kementerian dalam rakor mengenai destinasi pariwisata super prioritas menjadi gambaran awal berhasilnya Presiden Jokowi untuk menggerakkan sinergi dan kinerja kementerian agar menjadi lokomotif utama menggerakkan pembangunan dan pemerataan kesejahteraan di seluruh Indonesia.
Hal ini pula harus diikuti oleh setiap lembaga/kementerian dalam mewujudkan ekonomi yang benar-benar diharapkan.
Selain itu, kesadaran publik harus lebih cerdas dalam mencermati seluruh kinerja dan sinergi anggota Kabinet Persatuan Indonesia. Sehingga seluruh visi misi Presiden Jokowi yang sedang membangun Indonesia maju menuju era Indonesia Emas dapat terwujud.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memberikan pesan kepada kabinetnya agar tidak korupsi selama menjabat.
“Kedua, tidak ada visi misi menteri, yang ada visi misi presiden dan wakil presiden,” kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (23/10/2019).
Pesan ketiga adalah semua harus kerja cepat, kerja keras dan kerja yang produktif.
“Keempat, jangan terjebak rutinitas kerja yang monoton,” ujarnya.
Pesan kelima, kerja berorientasi pada hasil nyata. Pesan keenam, selalu mengecek masalah di lapangan dan temukan solusinya. (PN)
Sumber: https://bidikdata.com/
Tidak ada komentar