Bupati Lombok Timur komitmen kembangkan industri tenun




Mataram - Bupati Lombok Timur H Sukiman Azmy menegaskan komitmennya untuk mengembangkan industri kain tenun daerahnya agar harga produk yang dihasilkan pengrajin bisa lebih terjangkau dan mampu bersaing dengan daerah lain.

"Harus ada industrialisasi seperti yang disebut Gubernur (Gubernur NTB). Kalau menenun sendiri-sendiri dengan alat tradisional harganya Rp500 ribu, tapi kalau menggunakan alat tenun bukan mesin bisa Rp300 ribu dan jika produksi menggunakan mekanisasi Rp150 ribu," kata Sukiman Azmy di Mataram, NTB, Minggu.

Menurut dia, konsumen tenun di NTB, masih cenderung memilih tenun daerah lain yang harganya lebih murah dibandingkan produksi pengrajin Kabupaten Lombok Timur yang harganya lebih mahal.

Untuk itu, pihaknya sudah merancang berbagai strategi untuk mengembangkan industrialisasi kain tenun. Salah satunya adalah memberikan bantuan alat tenun bukan mesin kepada kelompok pengrajin di Desa Pringgasela, dan Kembang Kerang, masing-masing 10 unit.

Pemberian bantuan alat tersebut sebagai tahap awal menuju industrialisasi yang lebih maju lagi, sehingga ke depannya harga kain tenun Kabupaten Lombok Timur bisa bersaing dari sisi harga dan kualitas.

"Pemberian bantuan alat itu sebagai pancingan, tidak mungkin semua pengrajin dibantu. Pemerintah hanya memfasilitasi agar pengrajin yang lain tertarik setelah melihat perbedaan hasilnya dibandingkan cara tradisional," ujarnya.

Tidak hanya dari sisi alat produksi, Sukiman menegaskan bahwa pihaknya juga berkomitmen untuk membantu pemasaran produknya. Salah satunya dengan menerapkan kebijakan penggunaan kain tenun daerah sebagai pakaian seragam aparatur sipil negara (ASN).

Potensi pasar dari ASN relatif besar, sebab jumlah ASN lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Timur mencapai 5.000 orang, di luar ASN guru sekitar 10.000 orang.

Potensi pasar lainnya adalah karyawan badan usaha milik daerah dan karyawan badan usaha milik negara yang ada di Kabupaten Lombok Timur, serta instansi/lembaga lain di luar pemerintahan.

"Kami berharap dengan mendorong terus industrialisasi tenun daerah, ada dampak ekonomi bagi penenun. Yang jelas nanti ada waktunya, ketika tenun Lombok Timur sudah memasyarakat dan murah pasti akan dipilih dari pada daerah lain," katanya.







Tidak ada komentar