Pemprov NTB memastikan ketersediaan APD untuk tangani COVID-19



Mataram- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) dan tes cepat hingga ruang isolasi di 10 kabupaten dan kota di daerah itu guna menangani kasus virus corona baru (COVID-19).

Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah di Mataram, Senin, mengatakan kebutuhan sarana dan prasarana penanganan kesehatan di tengah pandemi COVID-19 menjadi prioritas pemprov setempat saat ini.

"Kita ingin semua kelengkapan fasilitas penunjang di NTB harus segera dipenuhi. Kita tidak mau korban semakin bertambah di NTB," katanya saat rapat bersama sekda, asisten sekda, direktur RSUP, kepala Dinas Kesehatan, direktur RS Unram, kepala pelaksana BPBD, kepala DPMPD Dukcapil, kepala Diskominfotik, kepala Disnakertrans, kepala biro Kesra, karo Humas dan Protokol, melalui video konferensi dua di ruang kerjanya.

Dia menjelaskan pemda telah menyediakan ruang isolasi 380 kamar tidur yang rencananya memanfaatkan fasilitas Asrama Haji, RS Uninversitas Mataram (Unram), Wisma Tambora hingga rumah sakit kabupaten dan kota di NTB.

Pemprov NTB juga sudah memesan alat tes cepat 1.000 unit ke Kementerian Kesehatan.

Selain itu, kata Sitti Rohmi Djalilah yang akrab disapa Ummi Rohmi itu, BNPB telah mengirimkan 1.900 APD coverall dan 7.000 masker bedah, sehingga diharapkan kebutuhan APD untuk rumah sakit dan puskesmas tercukupi dalam minggu ini.

"Puskesmas juga akan menjadi garda terdepan dalam penanganan COVID-19, khususnya untuk penanganan pasien ODP bergejala ringan, sehingga tidak terjadi penumpukan pelayanan di rumah sakit," katanya.

Untuk mendukung langkah itu, ia meminta kesiapan Dinas Kesehatan memastikan seluruh fasilitas kesehatan di puskesmas tersedia dengan baik.

"Harus diyakinkan dan dipastikan seluruh fasilitas di puskesmas tersedia dengan baik. Baik dari sisi SDM maupun APD-nya," ucapnya.

Khusus pihak desa, ia meminta menyiapkan langkah-langkah antisipasi penyebaran COVID-19, terlebih laat ini desa sudah paham dengan COVID-19.

Namun, katanya, pemahaman terkait virus itu tidak seluruhnya merata sehingga Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) dan Kependudukan Pencatatan Sipil NTB diminta mendorong desa-desa yang belum optimal dalam antisipasi virus itu segera mencontoh desa-desa yang sudah baik responsnya.

"Insyaallah kalau desa kita kuat, puskesmas kita bagus, insyaallah kita akan bisa melalui masa-masa susah ini jauh lebih baik dari tempat-tempat lain," katanya.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi NTB Lalu Gita Aryadi menyebut akan ada konsolidasi mengenai rencana dan konsep penanganan COVID-19 bersama seluruh kabupaten/kota, baik dari sisi dampak sosial ekonomi, berupa penyiapan jaring pengaman sosial, sekaligus menjadikan puskesmas garda terdepan dalam penanganan penyebaran virus tersebut.

"Direncanakan kami akan melakukan video konferensi dengan bupati/wali kota, termasuk bersama Dinas Kesehatan kabupaten/kota terkait kesiapan untuk menjadikan puskesmas sebagai garda terdepan penanganan COVID-19," katanya.







Tidak ada komentar