PPKM berhasil tekan laju penularan Covid-19


Beberapa minggu ini, data grafik penularan Covid-19 terus menunjukkan penurunan. Namun kondisi ini tak menyurutkan langkah pemerintah untuk menekan penyebaran virus, dengan melanjutkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Terakhir, pemerintah memperpanjang masa PPKM hingga Senin, 23 Agustus 2021 dengan beberapa level yang berbeda untuk setiap wilayah.

Dengan melihat kondisi saat ini, memang terlihat efektivitas PPKM dalam menekan angka penyebaran virus. Sejumlah kota besar di Pulau Jawa pun mengalami penyusutan penderita Covid-19.  “Ini artinya, efektivitas kebijakan PPKM darurat dalam menekan mobilitas warga sudah terbukti,” ujar M. Hardi Ananda, Lurah Malaka Jaya, Jakarta Timur.

Buktinya, angka penularan Covid-19 turun dari 45% menjadi 25% untuk daerah DKI Jakarta pada akhir Juli lalu. “Meski angka 25% ini belum sesuai dengan standar WHO yang sebesar 5%, namun penurunan ini harus kita syukuri,” lanjut Hardi dalam Focus Group Discussion (FGD) Efektivitas PPKM Darurat Dalam Menekan Laju Penularan Covid-19 yang digelar Kontan dan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) beberapa saat lalu.

Selain itu, angka BOR (Bed Occupancy Rate) di setiap Rumah Sakit juga menurun pada akhir Juli lalu hingga hari ini. Artinya, kasus pasien yang harus dirawat di RS juga menurun.  Sementara angka mortality rate, khususnya di DKI Jakarta, juga ikut turun setelah pemberlakukan PPKM Darurat dan perpanjangannya.

Meski sudah menunjukkan adanya perbaikan, pemberlakukan PPKM ini masih menyisakan tantangan bagi pemerintah. Pertama, adanya perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pemerintah dalam memandang peraturan selama PPKM. Kedua, tantangan dari sisi menjaga stabilitas ekonomi masyarakat. Khususnya mereka yang bekerja di sektor informal.

Tantangan lainnya juga muncul dari sisi medis.  “Yakni dalam penerapan protokol kesehatan khususnya 3T (tracing, testing, treatment) ditengah angka penularan dan kematian tenaga kesehatan yang meningkat,” jelas Achmad Miftah, Dokter Puskesmas Cikokol, Tangerang.

Seringkali fasilitas kesehatan kewalahan lantaran adanya antrian panjang warga yang melakukan testing. “Oleh karenanya, jika ada warga yang terbukti positif Covid-19, kami akan menyarankan untuk melakukan isolasi mandiri dan tracing kepada anggota keluarga yang kontak erat dengan pasien,” papar Achmad.

Tenaga kesehatan di tingkat Puskesmas menyiapkan aplikasi online untuk memantau serta merespon kebutuhan medis warga yang sedang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Kini, penerapan PPKM setiap wilayah pun sudah dibagi dalam beberapa level. Pembagiannya berdasar pada angka positivity rate dari setiap wilayah. “Ini bertujuan untuk mendorong peningkatan testing, karena ketika jumlah testing besar dan angka penularan rendah, kondisi ini bisa menurunkan level PPKM wilayah tersebut,” terang Achmad.


Sumber

Tidak ada komentar