Kepala Suku Umum Kabupaten Puncak, Abelom Kogoya, mengatakan dirinya selaku pimpinan atas suku-suku di Kabupaten Puncak menolak kehadiran KKB untuk masuk kembali ke daerahnya.
"Saya tidak mau lagi mereka datang tembak-tembak tempat saya, kalau mereka berbuat lagi saya minta aparat keamanan langsung amankan mereka dan diproses," kata Abelom Kogoya dalam keterangan yang diterima dari Polda Papua, Rabu (9/3/2022).
Hal itu disampaikan langsung Abelom Kogoya di depan seluruh masyarakat Ilaga usai pemakaman jenazah Beby Tabuni.
Beby Tabuni menjadi salah satu korban penembakan KKB di Kampung Jenggeran, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak. Total ada 8 orang karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang tewas dalam penyerangan yang terjadi Rabu (2/3) lalu.
Abelom Kogoya selaku Kepala Suku meminta semua masyarakat tak menerima kedatangan KKB ke daerahnya. Dia menilai KKB sudah bukan bagian dari saudara dan masyarakat Kabupaten Puncak.
"Kalau dianggap saudara tidak mungkin anak ini Beby Tabuni mereka bunuh, mereka cuma buat hancur kota ini, mereka bakar, mereka membunuh," tegasnya.
Tewasnya Beby Tabuni yang merupakan anak Kepala Suku Dani meninggalkan kesedihan yang mendalam di masyarakat. Beby telah dimakamkan.
Jenazah Beby dimakamkan di Jalan Moko, Kampung Ilambet, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Pemakaman disebut berlangsung lancar pagi tadi.
"Setiba di lokasi pemakaman tersebut dilanjutkan prosesi pemakaman dengan acara adat," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Aqsha Erlangga dalam keterangannya, Selasa (8/3).
Kolonel Aqsha juga meluruskan informasi awal yang menyebut Beby Tabuni sebagai anak kepala suku Gome. Dia meluruskan bahwa Beby Tabuni merupakan anak kepala suku Dani di Kampung Gome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua.
"Kampung Gome sukunya namanya Dani," tutur Kolonel Aqsha meluruskan informasi sebelumnya.
Tidak ada komentar