NTB Masih Kesulitan Belanja dan Bayar Secara Digital

 


MATARAM-Provinsi NTB dinilai masih sangat kesulitan melakukan pembelanjaan dan pembayaran digital. Sebagian besar masih melakukan pembayaran dengan cash.

”Pengalaman saya beberapa hari lalu ke Mataram, kita tidak bisa bayar saat ketinggalan dompet di hotel. Mau tidak mau saya harus kembali ke hotel ambil dompet dan melakukan pembayaran tunai,” kata CEO Office Lead Avana Indonesia Devy Sofia pada media, Rabu (13/7).

Dikatakan, beberapa tenan yang didatangi saat berbelanja melakukan pembayaran cash. Sehingga dirinya yang selama ini di kota besar melakukan pembayaran dan belanja digital masih merasa kesulitan. Hal ini dikarenakan sarana dan prasarananya yang belum lengkap  dan memadai. Bisa juga transaksi digital ini belum menjadi kebiasaan masyarakat setempat.

”Harapan kami semoga kedepannya sebaran cakupan bisnis digitalisasi ini tidak hanya di kota besar. Namun bisa juga merata di seperti di Lombok, Mataram, dan kota lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Fashion Enterpreneur Tasya Nur Medina mengatakan pengusaha harus sudah melek dengan digitalisasi ini. Jadi tidak kelabakan seperti saat awal pandemi tahun 2020 silam. Dimana, pada saat itu bisnis offline berkurang dan bisnis digital melejit dengan sangat pesatnya.

”Mulai adaptasi bisnis digitalisasi harus dilakukan, mengingat saat pandemi tidak bisa berjualan offline yang mengakibatkan toko offline banyak tutup,” ujarnya.

Banyak keuntungan yang didapatkan dengan pengembangan bisnis ke arah digitalisasi. Salah satunya jangkauan pasar yang lebih luas, sehingga pengembangan bisnis akan semakin terasa.

”UMKM harus bersiap mengembangkan bisnis digitalisasi ini,” imbuhnya. (nur)

Tidak ada komentar