Indonesia Berhasil Dorong Beragam Kesepakatan Dalam KTT ASEAN Labuan Bajo

  

Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan KTT ASEAN ke -42 di Labuan Bajo, NTT, membawa beragam manfaat, baik untuk Indonesia maupun bagi negara-negara di Kawasan. 

 

Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN sukses mendorong sejumlah kesepakatan dan kerjasama potensial. Salah satunya adalah Deklarasi Para Pemimpin ASEAN tentang Pemberantasan Perdagangan Manusia Akibat Penyalahgunaan Teknologi.

 

“Hal yang menyentuh kepentingan rakyat menjadi perhatian penting para Leader, termasuk pelindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Saya mengajak negara ASEAN untuk menindak tegas pelaku-pelaku utamanya,” kata Jokowi dalam konferensi pers di Media Centre Hotel Bintag Flores , Manggarai Barat (11/5)

 

Dalam KTT ASEAN, para kepala negara tersebut juga berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem kendaraan listrik regional yang melibatkan seluruh Negara Anggota ASEAN yang mendukung adopsi kendaraan listrik dan peningkatan industri kendaraan listrik di Negara Anggota ASEAN.

 

 

“Terkait penguatan kerjasama ekonomi. ASEAN sepakat untuk membangun ekosistem mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia, sehingga hilirisasi industri menjadi kunci,” kata Presiden.

 

Khususnya mengenai krisis Myanmar, Presiden Jokowi menyatakan bahwa Indonesia siap berbicara dengan siapapun, seluruh stakeholders di Myanmar untuk kepentingan kemanusiaan.

 

“Pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi. Five-point Consensus memandatkan ASEAN harus engage dengan semua stakeholders. Inklusivitas harus dipegang kuat oleh ASEAN karena karena kredibilitas ASEAN sedang dipertaruhkan.” Tegas Jokowi.

 

Jokowi meyakini ASEAN mampu menghadapi tantangan di masa depan dan mengajak negara-negara ASEAN untuk bersatu.

 

“Tanpa kesatuan akan mudah bagi pihak lain untuk memecah ASEAN,” ungkap Jokowi.

 

Indonesia juga berhasil menyepakati sejumlah perjanjian saat pertemuan bilateral di sela-sela KTT ASEAN.

 

Presiden Jokowi dan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh sepakat untuk meninkatkan kerjasama perdagangan antar kedua negara.

 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan kedua pemimpin negara tersebut optimistis bahwa target perdagangan dapat dipenuhi dengan sejumlah syarat.

 

"Beliau berdua optimistis bahwa target tersebut akan dapat terpenuhi dengan syarat bahwa semua restriksi perdagangan atau hambatan perdagangan dapat dikurangi kalau tidak bisa dihilangkan sepenuhnya," kata Retno.

 

Selain dengan Vietnam, Indonesia dan Malaysia juga berkomitmen memperkuat Kerjasama di berbagai bidang, salah satunya sector ekonomi. 

Menlu mengatakan bahwa sebagai upaya penguatan kerja sama kedua negara, PM Malaysia bahkan kembali menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Malaysia.rls/adn

Tidak ada komentar