Nilai tukar rupiah diprediksi
bakal menguat setelah The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan.
Ekonom Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan dolar Amerika Serikat (AS)
kemungkinan bergerak di level Rp 15.868 hari ini.
"Nilai tukar Rupiah akan
menguat, level kemungkinan masuk ke Rp 15.868," kata dia, Kamis,
(2/11/2023). Pada perdagangan kemarin, Rabu (1/11/2023) nilai tukar rupiah
melemah 0,21% ke posisi Rp15.930/US$.
Sebelumnya, Bank sentral
Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menahan suku
bunga acuan di level 5,25-5,50%. Namun, The Fed menegaskan jika inflasi belum
turun secepat keinginan mereka sehingga potensi kenaikan suku bunga masih ada.
Keputusan The Fed menahan suku
bunga pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia (2/11/2023)
adalah yang kedua kalinya dalam dua pertemuan terakhir. The Fed terakhir kali
menaikkan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 25
Juli 2023. Keputusan menahan suku bunga juga sejalan dengan ekspektasi pelaku
pasar.
Myrdal mengatakan ke depannya
nilai tukar rupiah akan masih bergejolak mengingat The Fed masih ingin
mengontrol inflasi menuju target mereka, yakni 2%. Maka itu, kata dia,
penguatan rupiah masih akan bersifat jangka pendek.
"Jadi mereka akan terus
menunggu berbagai perkembangan data yang ada di AS terutama data inflasi dan
tenaga kerja," kata dia. "Volatilitas dalam jangka pendek masih akan
tetap kentara, arah investasi terutama di pasar keuangan masih bersifat
teknikal dengan orientasi jangka pendek," ujar Myrdal melanjutkan.
Kepala Ekonom PT Bank Central
Asia David Sumual mengatakan keputusan The Fed mempertahankan suku bunga sudah
diprediksi oleh pasar. Sehingga, tidak akan berdampak signifikan terhadap
pergerakan indikator finansial. Namun, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga
acuan pada Desember dan awal tahun 2024 masih berkemungkinan menimbulkan lagi
tekanan terhadap Rupiah.
"Fed melihat pertumbuhan
ekonomi dan pasar kerja AS solid. Jadi menjelang Fed meeting berikut di
Desember atau awal tahun depan bisa saja ada lagi tekanan," kata dia.
Tidak ada komentar