Ancaman dari Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua menuntut aparat keamanan untuk bertindak dengan cepat dan efektif. KST sering kali terlibat dalam kegiatan subversif, termasuk aksi penculikan dan pembunuhan yang dapat merugikan stabilitas sosial dan keamanan masyarakat. Oleh karena itu, tugas aparat keamanan tidak hanya sebatas penanganan kriminal biasa, tetapi juga melibatkan upaya pencegahan, deteksi dini, dan penanggulangan aksi teroris.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal, aparat keamanan perlu terus meningkatkan kapasitas dan keterampilannya. Pelatihan yang terarah dan up-to-date mengenai taktik dan teknologi keamanan menjadi kunci dalam menanggapi ancaman yang terus berkembang. Kolaborasi dengan lembaga-lembaga keamanan internasional dan nasional juga membantu meningkatkan pemahaman dan koordinasi antar aparat keamanan.
Selain melibatkan aparat keamanan secara langsung, penting juga untuk melibatkan masyarakat setempat. Program penyuluhan dan pendidikan kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran akan bahaya yang disebabkan dari aktivitas KST, sekaligus membantu masyarakat dalam melaporkan aktivitas yang mencurigakan. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keamanan bersama.
Dalam melaksanakan tugasnya, aparat keamanan perlu menjunjung tinggi prinsip hak asasi manusia. Tindakan aparat keamanan haruslah proporsional dan sesuai dengan hukum, sehingga tidak merugikan masyarakat dan memberikan kepercayaan kepada mereka. Penegakan hukum yang adil dan transparan adalah fondasi utama dalam memastikan keamanan dan keadilan di Papua.
Dalam beberapa pekan terakhir, KST Papua melakukan serangkaian tindakan brutal yang merugikan masyarakat. Pembakaran sekolah, puskesmas, dan tindakan tidak manusiawi lainnya menjadi ancaman serius terhadap kondusivitas daerah. Salah satu insiden yang mencengangkan adalah pembakaran Sekolah Menengah Pertama (SMPN) 1 Gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, pada 11 November 2023 lalu.
Meskipun menghadapi tekanan keamanan yang tinggi, aparat keamanan terus berusaha untuk melindungi masyarakat Papua. Tim Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satga Pamtas) RI-PNG Sektor Utara, Yonif 122/TS, yang berada di bawah Kolakopsrem 172/PWY, Pos Kalibom, ikut memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Mereka tidak hanya menjaga teritorial, tetapi juga mengalokasikan waktu untuk pengabdian kepada masyarakat.
Pada 17 November 2023 lalu, personel Satgas Pamtas melibatkan diri dalam kegiatan kemanusiaan. Mereka membantu tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat di Kampung Kalibom Kabupaten Keerom, Papua. Menurut Komandan Pos (Danpos) Rangga Pratama, kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat. Selain memberikan pelayanan kesehatan, mereka juga membagikan bubur kacang hijau sebagai upaya menambah asupan gizi, khususnya untuk anak-anak balita.
Pengabdian tidak hanya terbatas pada bidang kesehatan. Dansatgas Mayor Inf Diki Apriyadi menjelaskan bahwa prajurit di bidang pendidikan aktif mencerdaskan generasi bangsa di daerah perbatasan. Dalam hal ini, mereka memberikan tenaga didik, membagikan perlengkapan sekolah, dan akomodasi sebagai motivasi bagi anak-anak di daerah yang mungkin terbatas aksesnya.
Disamping itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Papua juga berkontribusi dalam mempererat hubungan dengan masyarakat melalui Bakti Religi. Acara ini diselenggarakan di tempat-tempat ibadah utama di Jayapura dalam rangka memperingati HUT ke-68 Korps Lalu Lintas Bhayangkara. Iptu Arnius dari Ditlantas Polda Papua menekankan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian Polri terhadap kebersihan lingkungan, dengan fokus khusus pada tempat-tempat ibadah.
Kerja sama antara aparat keamanan, pemerintah daerah, dan lembaga terkait lainnya sangat diperlukan. Koordinasi yang baik antara berbagai pihak akan memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap KST. Tanpa harus mengenyampingkan kebutuhan-kebutuhan psikis hingga kesehatan masyarakat Papua.
Sementara itu, aparat keamanan juga telah menunjukkan keseriusannya dalam menghalau pergerakan KST Papua. Secara perlahan, KST Papua sudah mulai terpojok dengan ruang gerak yang semakin terbatas. Keberhasilan aparat keamanan ini diharapkan menjadi penguat optimisme masyarakat bahwa tidak lama lagi Tanah Papua menjadi wilayah yang aman dengan berbagai kemajuan pembangunan.
Salah satu keberhasilan aparat keamanan yang terbaru, pada 20 November 2023, Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengumumkan bahwa Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad berhasil menggagalkan upaya penyelundupan dua senjata api laras panjang jenis M4 dan AR 15 yang ditujukan untuk KST Papua di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Keberhasilan ini juga melibatkan penemuan senapan angin, panel surya (solar cell), dan berbagai logistik lainnya yang direncanakan untuk dikirimkan kepada musuh negara tersebut.
Dugaan sementara mengindikasikan bahwa senjata api tersebut berasal dari wilayah perbatasan dan mungkin masuk ke wilayah Kenyam melalui jalur perairan. Penyelundupan senjata ini menciptakan ketegangan tambahan di wilayah yang sudah rawan konflik seperti Papua, menunjukkan perlunya keberlanjutan dan intensifikasi operasi keamanan di wilayah tersebut.
Dalam menghadapi ancaman dari KST Papua, aparat keamanan memiliki peran sentral dalam melindungi masyarakat dan menjaga stabilitas daerah. Pengabdian tim gabungan TNI-Polri di Papua selama ini telah mencerminkan komitmen mereka untuk melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat di tengah kondisi yang sulit.
Meskipun menghadapi ancaman dari KST, aparat keamanan tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga secara aktif terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kepada masyarakat setempat. Keberagaman inisiatif ini menunjukkan bahwa tim gabungan TNI-Polri tidak hanya berperan sebagai penegak hukum, tetapi juga sebagai mitra pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Papua. Dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan, diharapkan Papua dapat mencapai keamanan yang hakiki.
)*Penulis merupakan kotributor Media Saptalika
Tidak ada komentar