Penghitungan suara di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat diduga diwarnai kecurangan. Hasil perhitungan suara pun disebut memenangkan partai tertentu.
Ketua DPD Partai Gerindra NTB Lalu Pathul Bahri mengatakan, kedatangannya para ketua partai politik (parpol) itu ke Mapolda NTB untuk meminta kapolda NTB mengatensi dugaan kecurangan pemilu yang terjadi di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Kejadian di Kecamatan Sekotong ini dapat memicu stabilitas dan keamanan daerah.
"Partisipasi di TPS mencapai hampir 100 persen. Kemudian kedua, adanya dugaan pencurian suara dari mayoritas partai politik kepada satu partai politik," kata Lalu Pathul dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024)
Migrasi suara tersebut, kata Pathul, tekonsentrasi kepada dua Calon Anggota Legislatif (Caleg).
Dia bersama pimpinan parpol ini menyampaikan kondisi di Sekotong kepada jajaran di Polda NTB.
"Kami seluruh parpol tentu punya tabulasi data internal masing-masing sebagai data pembuktian kami nantinya," sambungnya.
Enam parpol mendatangi Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Provinsi NTB selain Ketua DPD Partai Gerindra NTB yang juga Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTB Muazzim Akbar, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) NTB Yek Agil, Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muzihir, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lalu Hadrian Irfani, Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman.
Hadir juga Sekretaris DPD Partai Gerindra NTB Nauvar Furqani Farinduan, Ketua Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (OKK) Partai Gerindra NTB Sudirsah Sujanto.
Pathul menambahkan, secara prosedural, nantinya mereka akan melayangkan laporan secara resmi kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"Kita datang ke Mapolda NTB memberikan informasi supaya sama-sama menjaga kondusivitas daerah," kata dia.
Di kesempatan yang sama, Ketua DPW PKS NTB Yek Agil menambahkan, kedatangan ke Kapolda NTB guna mengawal kepercayaan dan mandat suara rakyat yang telah diberikan ke masing-masing parpol.
Dari informasi yang masuk, Yel Agil mengatakan ada beberapa calon legislatif (caleg) yangmerasa dirugikan.
"Mereka mengaku mencoblos caleg A tetapi saat rekapitulasi ternyata tidak ada. Ada juga caleg dari Sekotong, tapi ternyata setelah penghitungan di TPS nya sendiri nol suaranya," kata dia.
Yek Agil ingin demokrasi memberikan ruang untuk memilih berdasarkan hati nurani dapat terjaga. Ia berharap kualitas demokrasi di NTB dapat terus menjadi lebih baik.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman (IJU) mengungkapkan sejumlah dugaan kecurangan yang terjadi memiliki dasar. Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kecamatan Sekotong sebanyak 48.511 pemilih. Pengguna hak pilih di angka 48.450 pemilih.
"Dari daftar itu ada 47.873 suara terdistribusi kepada dua caleg bersaudara di pileg DPRD NTB berdasar rekapitulasi suara di level Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), " katanya.
Dari total DPT itu, sambung IJU, tidak ada yang di luar daerah, semua memilih, tidak ada suara batal. Baginya ini bukan lagi dugaan kecurangan.
"Buat kami sih ini sudah sangat jelas (kecurangan) . Kami yang hadir ini kan rata-rata partai besar yang juga punya konstituen di sana," jelasnya.
Kedatangan ke Mapolda NTB ini, harap IJU, dapat menjadi atensi serius. Ia pun meminta KPU dan Bawaslu untuk berani menindak perangkatnya yang terlibat dalam dugaan kecurangan tersebut.
"Supaya demokrasi kita ini sehat. Jangan lagi ada cara-cara kotor untuk meraih suara, " tambahnya.
Tidak ada komentar