Papua, tanah yang kaya akan keanekaragaman budaya, alam, dan sumber daya alam yang melimpah.
Namun, beberapa waktu terakhir, wilayah ini diwarnai oleh kehadiran Kelompok Separatis dan Teroris (KST), yang mengancam keamanan dan stabilitas di sana.
Dalam upaya untuk mengatasi ancaman ini, Aparat Keamanan melakukan langkah-langkah nyata, dan di balik semua itu, mendapatkan dukungan kuat dari masyarakat.
Masyarakat Papua, seperti masyarakat di tempat lain, menginginkan kehidupan yang tenteram dan damai.
Keberadaan KST telah menciptakan ketidakamanan di tengah masyarakat, mengancam kehidupan sehari-hari dan kesejahteraan warga.
Dengan mendukung langkah-langkah aparat keamanan, masyarakat berkontribusi pada upaya bersama menciptakan lingkungan yang aman dan damai untuk generasi sekarang dan yang akan datang.
Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri mengungkapkan bahwa hingga saat ini, TNI/Polri masih terus memulihkan situasi keamanan di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah dari gangguan KST.
Pada Minggu, 28 Januari 2024, pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti berhasil melakukan penyergapan dan menduduki markas KSTP di Maybrat, Papua Barat Daya.
Kegiatan tersebut menandai upaya serius dari aparat keamanan dalam menanggulangi ancaman keamanan di wilayah Papua.
Pasukan TNI dari Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti berhasil menguasai markas Kelompok KST pimpinan Manfred Fatem di Dusun Sagu, Aifat Timur Jauh, Kabupaten Maybrat - Papua Barat Daya.
Operasi ini merupakan hasil dari upaya penyergapan yang dilakukan dengan taktik patroli dan ambush (penyergapan) selama beberapa hari.
Keberhasilan ini menunjukkan kesiapan dan keberanian aparat keamanan dalam menanggulangi ancaman yang mengancam kedaulatan negara.
Dansatgas Yonif 133/Yudha Sakti Letkol Inf Andhika Ganessakti dalam keterangan yang diterima melalui Tim Penerangan Satgas Yonif 133/YS di Sorong, menjelaskan pasukan yang terdiri dari dua tim Mobile Sakti pimpinan Sertu Dega Jandri Folanda dan Serda Dimas Nuhali Pardosi berhasil menguasai dan menduduki markas kelompok KST pimpinan Manfred Fatem setelah beberapa hari melaksanakan patroli dan ambush (penyergapan).
Operasi penyergapan ini dilakukan setelah satu minggu pencarian intensif sejak tanggal 21 Januari 2024.
Meskipun kelompok KST berhasil lolos dari sergapan, aparat keamanan berhasil menguasai dan menghancurkan markas mereka. Tindakan ini menunjukkan ketekunan dan ketangguhan aparat keamanan dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut.
Dalam operasi tersebut, pasukan Yudha Sakti berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk satu buah bendera bintang kejora, amunisi, teleskop, solarcell, senter, kartu KIS, charger HP, lensa kamera, busur, anak panah, bahan makanan, dan obat-obatan.
Selain itu, dua oknum masyarakat yang aktif sebagai simpatisan kelompok KST juga berhasil diamankan, membuktikan keterlibatan beberapa elemen masyarakat dalam mendukung kelompok tersebut.
Keberhasilan operasi ini menunjukkan bahwa aparat keamanan memiliki keberanian dan keterampilan dalam menangani situasi keamanan yang kompleks.
Masyarakat sebagai pilar utama kehidupan bernegara diharapkan mendukung langkah-langkah aparat keamanan agar keamanan dan kedamaian dapat terjaga dengan baik.
Keberhasilan ini seharusnya memicu dukungan lebih besar dari masyarakat untuk mendukung tindakan serupa di masa depan.
Melalui keberhasilan operasi ini, aparat keamanan telah menunjukkan dedikasi mereka dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Dukungan penuh dari masyarakat menjadi kunci untuk memastikan langkah-langkah ini dapat terus dilakukan dengan efektif.
Semua elemen masyarakat diharapkan untuk bersatu dalam mendukung aparat keamanan agar Papua tetap aman dan tenteram.
Penumpasan KST bukan hanya masalah lokal Papua, tetapi juga menyangkut kedaulatan negara secara keseluruhan.
Dengan mendukung aparat keamanan, masyarakat turut berpartisipasi dalam menjaga integritas dan kedaulatan Indonesia.
Solidaritas dari masyarakat menjadi pondasi yang kuat dalam mempertahankan wilayah terluar negeri dari ancaman kelompok-kelompok yang ingin menciptakan ketidakstabilan.
Sebagaimana diketahui, KST terus melakukan aksi brutal termasuk dengan membakar Puskesmas.
Kapolres Puncak, Papua Tengah, Kompol I Nyoman Punia mengatakan pihaknya menerima laporan bahwa Puskesmas di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, telah menjadi sasaran pembakaran oleh KST pimpinan Jacky Murib.
Menurutnya, aksi tersebut terjadi saat personel aparat TNI-Polri sedang melaksanakan patroli gabungan pada Sabtu, 3 Februari 2024, sekitar pukul 12.11 WIT.
Tokoh Masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas tindakan kriminal KST.
Yonas menegaskan KST bukanlah perjuangan, melainkan tindakan kriminal yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurutnya ancaman, teror, penyanderaan, dan tindakan kekerasan menciptakan ketakutan di tengah masyarakat.
Yonas mengatakan bahwa KST tidak hanya melakukan kejahatan, tapi juga menyebarkan kebohongan.
Oleh sebab itu, Yonas mengajak agar masyarakat Papua tidak terpengaruh dan terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok kriminal tersebut
Masyarakat Papua memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam upaya penumpasan KST.
Dengan bersatu dan mendukung aparat keamanan, mereka tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
Solidaritas dan partisipasi aktif dari masyarakat Papua menjadi pilar kuat dalam perjuangan melawan ancaman KST, membawa harapan untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera di Bumi Cendrawasih.
Tidak ada komentar