Seluruh mahasiswa Papua harus turut serta dan aktif menjaga situasi kondusif di Tanah Air, terlebih pada momentum seperti sekarang ini karena menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Bukan hanya itu, namun para pemuda dari kalangan mahasiswa tersebut juga sangat perlu terus mewaspadai adanya upaya provokasi Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua.
Tokoh agama sekaligus perwakilan dari ikatan Keluarga Besar Papua di Nusa Tenggara Timur, Pdt Baber Siep Karoba mengimbau kepada seluruh mahasiswa Papua supaya mampu menahan diri dan tidak turut serta dalam aksi demonstrasi.
Hal tersebut bertujuan untuk terus menjaga keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat (kamtibmas), terlebih pada momentum seperti sekarang ini, yang mana sebagian besar masyarakat di Indonesia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Menyadari betapa pentingnya momentum tersebut, sehingga tokoh agama itu mengajak kepada seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih, terutama dari kalangan mahasiswa agar bisa bersama-sama dalam menjaga ketertiban dan mampu menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan tertib serta mewaspadai bagaimana upaya KST Papua terus memunculkan banyak isu provokasi dan berita bohong atau hoaks di banyak media sosial.
Hendaknya seluruh mahasiswa Papua mampu tidak melibatkan diri dalam sebuah kegiatan aksi pengumpulan massa atau demonstrasi apapun karena justru dengan dilakukannya aksi demikian, maka dapat berpotensi untuk merugikan mereka sendiri, terlebih juga dapat berpotensi untuk berakhir pada anarkisme yang nantinya malah merusak fasilitas umum.
Daripada ikut serta dalam hal demikian yang sejatinya banyak sekali potensi merugikan diri sendiri, maka alangkah baiknya para mahasiswa di Papua tersebut lebih berfokus pada kegiatan studi mereka sehingga mampu meraih cita-cita mereka dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk bersama-sama membangun bangsa ini.
Situasi Damai Wujudkan Indonesia Maju
Adanya situasi di masyarakat yang terus damai sebenarnya sangat mendukung untuk mewujudkan Indonesia jauh lebih maju ke depannya. Terlebih, Pemerintah Republik Indonesia (RI) juga terus berupaya untuk mempersiapkan sebaik mungkin kondisi bangsa ini agar mampu menyongsong Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang.
Dengan demikian, maka seluruh mahasiswa yang notabene merupakan penerus generasi masa depan bangsa merupakan harapan untuk bisa mewujudkan cita-cita besar bangsa dan negara tersebut.
Tentunya, itu semua akan mampu diperoleh jika mereka bisa terus berperan aktif dalam menjaga situasi yang damai di tengah masyarakat. Termasuk juga, hendaknya sebagai generasi muda, para mahasiswa Papua itu memiliki sikap yang kritis, yakni dengan bisa mewaspadai gerakan KST Papua melalui penyebaran isu provokasi dan hoaks.
Ketika para mahasiswa mampu menolak adanya hoaks dan berita yang sifatnya provokatif, maka mereka sudah sangat berperan dalam menjaga adanya kerukunan umat beragama dari ancaman kerusakan dan disintegrasi bangsa.
Jelang Idul Fitri, Masyarakat dan Mahasiswa Papua Harus Jaga Kedamaian
Menjelang perayaan Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri 1445 H mendatang, Anggota Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) Abdul Samad Bauw meminta kepada seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk senantiasa mampu menjaga kedamaian dan kerukunan antar umat beragama.
Pasalnya, toleransi antar umat beragama di seluruh Indonesia termasuk di Papua sendiri merupakan sesuatu yang harus terus dijaga. Semua itu demi terciptanya sebuah situasi yang aman dan tertib di tengah masyarakat kondusif.
Bukan hanya itu, namun masyarakat dan para mahasiswa Papua itu baiknya bisa turut membantu aparat keamanan dalam menjaga ketertiban saat menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri tersebut.
Seluruh pihak tentunya mengharapkan supaya perayaan Hari Raya Idul Fitri mendatang jangan sampai terjadi konflik dalam bentuk apapun antar umat beragama sehingga semua masyarakat benar-benar mampu terlahir kembali dalam kondisi yang suci dan putih bersih seperti bayi yang baru saja dilahirkan dengan suasana yang saling memaafkan satu sama lain setelah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadhan.
Data sebenarnya menunjukkan bahwa indeks kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Papua Barat mendapatkan nilai hingga setinggi 82. Hal tersebut berarti mereka memiliki nilai tertinggi jika dibandingkan dengan daerah lain.
Artinya, kesadaran masyarakat dalam bertoleransi memang sudah cukup bagus. Sehingga sangat penting agar kerukunan tersebut mampu untuk terus dipertahankan. Karena mengetahui hal itu, tentunya terdapat segelintir pihak lain yang sama sekali tidak suka dan justru ingin berupaya membuat kondisi di Papua menjadi tidak stabil.
Pihak tersebut adalah KST Papua, yang sangat ingin terus menggalang dan mempertambah jumlah simpatisan mereka, sehingga menghasut banyak masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk bisa turut serta dalam gerakan mereka Papua Merdeka untuk melawan bangsa ini dengan banyak cara mereka lakukan, termasuk pengumpulan massa dan menunggangi aksi demonstrasi di kalangan para mahasiswa. Sudah barang tentu seluruh hal itu patut untuk diwaspadai.
*) Penulis merupakan Mahasiswa Papua tinggal di Bandung
Tidak ada komentar