Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai mampu memberikan dampak luas, tidak hanya dalam hal peningkatan gizi masyarakat, tetapi juga dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki potensi besar dalam membuka peluang pasar baru sekaligus mendorong konsumsi produk dalam negeri.
“Program Makan Bergizi Gratis berperan dalam meningkatkan permintaan pasar, menciptakan ruang baru bagi produk lokal, serta menjadi pembeli utama atas hasil produksi dalam negeri,” kata Dadan.
Ia menambahkan bahwa pelaksanaan MBG akan membuka lapangan kerja secara masif serta menciptakan peluang bagi pelaku usaha makanan dan minuman. Dadan juga menilai bahwa Program MBG dapat memperkuat rantai produksi dan distribusi pangan dalam negeri.
“Implementasi MBG dipercaya akan menimbulkan dampak berantai yang menguntungkan bagi perekonomian, sekaligus meningkatkan produktivitas di berbagai daerah,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan potensi kewirausahaan dan perputaran ekonomi menjadi hasil dari pelaksanaan program tersebut. Selain itu, MBG dipandang sebagai bentuk intervensi pemerintah sejak dini dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pemenuhan gizi optimal pada anak-anak.
“Pemenuhan gizi yang optimal di usia dini akan membantu tumbuh kembang anak secara maksimal, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap peningkatan kualitas SDM Indonesia,” ucapnya.
Sejak 6 Januari 2025, terdapat 191 Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi dan melayani sekitar 3.000 penerima manfaat di setiap titik. Setiap satuan mendapatkan alokasi dana tahunan sebesar Rp8 hingga Rp10 miliar, dengan 85 persen anggaran digunakan untuk membeli bahan baku, dan 95 persen dari bahan tersebut berasal dari produk pertanian lokal.
“Sebanyak 32 ribu SPPG ditargetkan beroperasi hingga akhir November 2025 untuk melayani 82,9 juta penerima MBG, dengan estimasi anggaran yang terserap mencapai Rp1 triliun setiap harinya,” ujarnya.
Pada Agustus 2025, sebanyak 7.000 SPPG ditargetkan aktif dengan anggaran Rp7 triliun per bulan. Kemudian, pada September 2025 akan melayani 42 juta penerima MBG dengan serapan anggaran Rp14 triliun, dan Oktober 2025 meningkat menjadi 66 juta penerima dengan dana Rp21 triliun per bulan.
Dengan cakupan dan target sebesar itu, program MBG diharapkan menjadi kebijakan yang tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Tidak ada komentar