INDUSTRY.co.id, Jakarta-Pemerintah terus mempercepat pembangunan berbagai proyek infrastruktur untuk mencapai target menjadi negara maju sesuai Visi Indonesia 2045. Sepanjang 2021, pemerintah telah menyelesaikan 124 proyek infrastruktur dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sedangkan pada tahun 2022, pemerintah menargetkan untuk menyelesaikan 29 PSN. Anggota Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Puteri Komarudin menilai pentingnya peran pembangunan infrastruktur dalam mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.
“Pembangunan infrastruktur strategis, termasuk dalam skema Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative atau BRI) yang melibatkan kerja sama dengan pemerintah Tiongkok, harus pula ditujukan untuk mendongkrak pemulihan ekonomi kita. Pembangunan infrastruktur penting untuk meningkatkan produktivitas, menciptakan nilai tambah, dan menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Tentunya juga diharapkan mampu menyerap tenaga kerja lokal guna meningkatkan kesejahteraan dan mempersempit kesenjangan di daerah,” tutur Puteri dalam keterangan pers yang dikutip industry.co.id, Jumat (7/1/2022)
Puteri menyampaikan hal tersebut pada Forum Partai Politik Sabuk dan Jalan yang diselenggarakan Komite Pusat Partai Komunis Cina (PKC), secara daring, Kamis (6/1/2022). Turut hadir perwakilan partai politik dari 11 negara sahabat Tiongkok dan mitra kerjasama Inisiatif Sabuk dan Jalan di Kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan, seperti Filipina, Sri Lanka, Malaysia, India, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, Nepal, Maldives dan Indonesia. Dalam pidatonya, Puteri menjelaskan peran investasi dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Walaupun di tengah pandemi, nilai investasi dari Tiongkok ke tanah air semakin meningkat setiap tahun. Bahkan, nilai investasi tahun 2020 mencapai 4,8 miliar dollar AS, dimana 2 tahun sebelumnya hanya mencapai 2,4 miliar dollar AS. Apalagi investasi berkontribusi sekitar 30 persen terhadap perekonomian kita. Sehingga, adanya kenaikan investasi yang juga didukung dari pelaksanaan berbagai proyek BRI diharapkan juga mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi,” ungkap Puteri yang juga menjabat sebagai Ketua Grup Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen Tiongkok itu.
Menutup keterangannya, Puteri berharap kerja sama pembangunan infrastruktur antara Indonesia dan Tiongkok dapat semakin diperkuat.
“Partai Golkar meyakini bahwa pemerintah Indonesia dan Tiongkok memiliki visi yang sama dalam mengembangkan proyek-proyek BRI. Yaitu, harus dapat berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan dan adil. Karenanya, kita perlu komitmen dan sinergi yang kuat dari kedua negara yang didasarkan para sikap saling menghormati dan mempercayai. Sehingga, berbagai dinamika kedepan dapat teratasi secara transparan disertai solusi yang saling menguntungkan,” tutup Puteri.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Departemen Internasional Komite Pusat PKC Chen Zhou turut menyampaikan perkembangan terkini pelaksanaan berbagai proyek kerja sama BRI. “Sejak 2019, PKC dan Tiongkok telah bekerja sama dengan 40 partai politik di negara yang terlibat BRI untuk berpartisipasi dalam kerja sama BRI secara setara. Apalagi saat ini dunia tengah berupaya untuk pulih dari berbagai tantangan akibat pandemi. Sehingga, kerja sama BRI harus bisa membawa manfaat bagi perekonomian regional dan kehidupan masyarakat,” ungkap Chen Zou.