Results for "Mataram"
UMK Mataram diprediksi Rp2,2 juta


Mataram - Dinas Tenaga Kerja Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memprediksi Upah Minimum Kota (UMK) Mataram tahun 2020 sebesar Rp2,2 juta, naik dari UMK tahun 2019 tercatat Rp2.013.000.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Mataram Hariadi di Mataram, Minggu, mengatakan, gambaran besaran UMK tersebut berdasarkan hasil rapat bersama Dewan Pengupahan Mataram, Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (Asprindo), dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kota Mataram.

"Dalam rapat yang kami lakukan pekan kemarin, sudah ada gambaran kesepakatan namun angka itu masih akan dilakukan kajian lagi untuk diputuskan kemudian diusulkan ke provinsi pada tanggal 11 November 2019," katanya.

Dikatakan, penetapan UMK pada dasarnya harus lebih tinggi dari penetapan upah minimum provinsi (UMP) dimana secara nasional kenaikan UMP ditetapkan sebesar 8,5 persen.

"Dengan demikian, jika melihat gambaran kenaikan UMK tahun 2020, maka kenaikannya sudah lebih dari 8,5 persen," katanya.

Menurutnya, dalam pembahasan selanjutnya, berbagai masukan dan standar kenaikan UMK, kembali menjadi pertimbangan tim. Standar yang dimaksudkan antara lain, kebutuhan layak hidup (KHL) tahun 2019, inflasi nasional, produk domestik bruto dan nilai pertumbuhan ekonomi nasional.

"Laju tingkat inflasi dan tingkat ekonomi masyarakat sebagai bahan kajian kenaikan UMK 2020, kami meminta di Badan Pusat Statistik (BPS)," katanya.

Diharapkan hasil kerja tim kenaikan UMK nantinya, bisa meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya secara wajar, di samping itu perusahaan dapat berkembang lebih baik dengan memotivasi pekerja untuk meningkatkan produktivitasnya. (PN)








Berita Senin, 04 November 2019
UIN Mataram, Universitas Mataram, dan Universitas NW NTB menghimbau mahasiswanya untuk tidak ikut aksi damai

Mataram -  Memperhatikan informasi yang berkembang akhir-akhir ini di berbagai media sosial dan surat elektronik perihal rencana ajakan untuk mengosongkan kelas atau meliburkan perkuliahan di berbagai kampus yang ada di Mataram untuk ikut berpartisipasi pada aksi damai pada hari Kamis 26 September 2019 maka dari itu para pihak kampus seperti UIN Mataram, Universitas Mataram, dan Universitas NW NTB langsung mengeluarkan surat himbauan kepada seluruh mahasiswanya untuk tidak ikut aksi damai tersebut dan tetap mengikuti perkuliahan seperti biasa. Selain itu, didalam surat himbauan tersebut ada poin pernyataan sikap bahwa pihak – pihak kampus tidak terlibat dan tidak mendukung aksi tersebut. Partisipasi terhadap aksi tersebut diminta untuk tidak melibatkan kampus mereka dalam bentuk apapun dan segala hal yang dilakukan atas aksi tersebut menjadi tanggung jawab pribadi. (PN)

Berita Rabu, 25 September 2019
7 guncangan gempa bumi dirasakan warga Kota Mataram


Mataram  - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tujuh kali gempa bumi dengan magnitudo kurang dari 3,5 dirasakan warga Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, sejak Sabtu (14/9) hingga Senin, pukul 08.00 Wita.

"Sejak Sabtu (14/9), hingga Senin, pukul 08.00 Wita, tercatat 13 kali gempa bumi dengan magnitudo kurang dari 3,5 dan tujuh di antaranya berdampak dirasakan di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat," kata Kepala Stasiun Geofisika Mataram Ardhianto Septiadhi di Mataram, Senin.

Ia mengatakan getaran gempa bumi yang dirasakan warga Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat dengan intensitas maksimal III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.

Terasakan getaran gempa oleh warga itu seakan-akan ada mobil truk sedang berlalu.

Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

Ardhianto menambahkan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter dangkal, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal.

"Gempa bumi tersebut terjadi akibat aktivitas sesar aktif, hasil interaksi sesar naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Thrust)," katanya.

Ia mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan," katanya.

Ardhianto juga meminta masyarakat mencermati dan terus berlatih langkah-langkah praktis untuk antisipasi bahaya gempa bumi, baik saat persiapan sebelum gempa, saat, dan setelah gempa.

Masyarakat juga diminta memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi (Instagram/Twitter @infoBMKG), website ( http://www.bmkg.go.id atau inatews.bmkg.go.id), atau melalui Mobile Apps (IOS dan Android): wrs-bmkg (user pemda, pwd pemda-bmkg) atau infobmkg. (PN)









Berita Selasa, 17 September 2019
Silaturahmi Gubernur NTB dengan Forum Pembauran Kebangsaan

Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah menerima para anggota Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) di ruang kerjanya, Jumat (13/09/2019). Dalam agenda bernuansa silaturrahim tersebut, Gubernur mengaku senang dan menyambut baik kedatangan FPK ini. Menurut Gubernur, FPK ini hadir sebagai penjaga persatuan di NTB.

Gubernur yang akrab disapa Bang Zul ini berharap, FPK bisa menjadi tempat informasi dan konsultasi lintas etnis di tengah masyarakat. Hal ini menurutnya penting untuk menumbuhkan dan memelihara rasa kebersamaan dalam pembauran kebangsaan.

“Forum ini saya kira bukan hanya pakaiannya yang beragam. Tapi saya yakin hati kita juga beragam. FPK ini harus bisa saling memahami dan mengerti perasaan satu sama lain,” ungkap gubernur.
Kehadiran sekitar 10 pengurus FPK yang lengkap dengan pakaian etnis masing-masing ini dipimpin langsung Ketuanya, Ali Ahmad. Turut mendampingi kunjungan tersebut, Kabinda NTB, Tarwo Koesnarno dan Kepala Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Syafi’i.
Terpisah, Ketua Umum FPK, Ali Ahmad mengaku senang sekali bisa bersilaturrahim bersama Gubernur NTB.
Ali Ahmad, yang sekaligus mewakili etnis mbojo mengatakan bahwa silaturahmi ini merupakan salah satu dari hasil rekomendasi rapat koordinasi FPK NTB.
“Alhamdulillah semua suku maupun etnis yang tergabung dalam FPK ini, bisa bersilaturahim langsung bersama Gubernur NTB,” ungkapnya
Adapun suku-suku dan etnis yang hadir dalam silaturrahim tersebut seperti suku Sasak, Samawa, Mbojo, Betawi, Tionghoa, dan berbagai etnis lain yang ada di Indonesia.
“Semua suku  yang tergabung dalam FPK ini, harapan kami sama, yaitu menghadirkan pembauran dan keharmonisan di daerah kita NTB,” tutupnya. (PN)



Berita Senin, 16 September 2019