Results for "corona"
Pakar Kesehatan Sebut Hepatitis Akut Misterius pada Anak Bukan Akibat Vaksin Covid-19

 

Guru Besar Kesehatan Anak bidang Gastrohepatologi Hanifah Oswari menuturkan, hepatitis akut misterius bukan disebabkan vaksin Covid-19. Hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menjelaskan terkait hal itu.

"Kejadian ini dihubung-hubungkan dengan vaksin Covid-19. Itu tidak benar, karena kejadian hepatitis akut saat ini tidak ada bukti kalau itu berhubungan dengan vaksin covid," kata Hanifah dalam webinar Kementerian Kesehatan, Kamis (5/5).

Dia menjelaskan, sempat ada yang mengindikasikan hepatitis akut misterius kali ini berhubungan dengan virus Covid-19, hingga Adenovirus 41. Tetapi hal itu belum dilandasi dengan data yang signifikan.

"Jadi virus-virus tadi yang kita sebutkan itu diduga karena masih mungkin itu kejadian yang bersamaan tetapi bukan penyebab langsungnya. Karena itu, menghubungkan virus covid sendiri saja belum bisa ditentukan apalagi vaksin covidnya pada saat ini, berita seperti itu saya kira perlu diluruskan," bebernya.

Untuk diketahui WHO kali pertama menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan satu kasus dilaporkan meninggal

Redaksi Sabtu, 07 Mei 2022
SAPMA Pemuda Pancasila Dukung Pilkada 2020 Dilanjutkan


Nasional - Satuan Siswa, Pelajar dan Mahasiswa Pemuda Pancasila (SAPMA PP) mendukung penuh keputusan Presiden Joko Widodo untuk tetap menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020, demi menjaga hak konstitusi rakyat, hak dipilih dan hak memilih.

Ketua Umum Pengurus Pusat SAPMA PP, Aulia Arief, menyatakan sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, Pilkada di masa pandemi Covid-19 bukan mustahil. Sebab, negara-negara lain seperti Singapura, Jerman, Prancis, dan Korea Selatan juga menggelar Pemilihan Umum di masa pandemi Covid-19.

"Kami Sapma Pemuda Pancasila siap mendukung pemerintah dalam penyelenggaraan Pilkada 2020, karena satu juta kader kami akan siap membantu Komisi Pemilihan umum (KPU) menggelar Pilkada," ujarnya di kantor SAPMA PP.

Arief mengungkap, ada 270 Pilkada di tahun 2020 ini, dan Bupati, Walikota serta Gubernur adalah Ketua Satgas Penanganan COVID-19 di daerahnya masing-masing. Karena itu, diharapkan akan ada gagasan-gagasan yang lahir dari para calon Kepala Daerah dalam menghentikan penyebaran Covid-19 di daerahnya.

"Yang harus dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dengan tidak berkumpul dalam jumlah besar. Dan yang terpenting bagaimana disiplin protokol kesehatan harus dijalankan secara ketat,” katanya. “Semua protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, juga harus disertai penegakan hukum dan sanksi tegas bagi pelanggar agar tidak terjadi cluster baru Pilkada," tegas Arief.

Arief yang juga relawan Gugus Tugas Nasional Pemuda Pancasila ini menjelaskan, SAPMA Pemuda Pancasila siap mendukung, mengawal dan mensosialisasikan Pilkada masa pandemi ke masyarakat demi suksesi Pilkada 2020.

“Karena kami mempunyai jaringan kampus, sekolah dan akar rumput di seluruh Indonesia. Bahkan terbukti relawan Gugus Tugas Satgas Pemuda Pancasila bergerak di seluruh pelosok tanah air sampai hari ini,” pungkasnya. (ant/dil/jpnn)

Sumber

Redaksi Minggu, 27 September 2020
Tolak Deklarasi KAMI, Masyarakat NTB : Kami Tidak Mau Terpecah Belah


NTB - Para organisasi kepemudaan (OKP) di Nusa Tenggara Barat (NTB) ramai-ramai menyatakan penolakannya terhadap manuver Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang ingin mendeklarasikan diri di wilayah mereka.

Elemen OKP yang tergabung di dalam Aliansi Pemuda dan Mahasiswa NTB (PM NTB) Bersatu itu menilai, langkah KAMI yang ingin melakukan deklarasi di tengah situasi pandemi COVID-19 sangat kontraproduktif dengan upaya pencegahan penyebaran virus tersebut.

“Sampai saat ini pemuda Indonesia masih mencari cara agar COVID-19 tidak meluas penyebarannya, akan tetapi ada kelompok KAMI yang justru melakukan deklarasi dan ini sangat kontra produktif,” kata koordinator lapangan PM NTB, Isnaini dalam orasinya di depan gedung Bank Indonesia (BI) Mataram, NTB, Kamis (17/9/2020).

Pengurus dari Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPC GMNI) itu memandang, bahwa kehadiran KAMI juga menjadi sumbangsih dari kegaduhan masyarakat.

“Mahasiswa dan Pemuda NTB siap bersatu menolak deklarasi KAMI karena hanya akan mengundang kegaduhan di tengah-tengah masyarakat NTB,” tegasnya.

Oleh karena itu, Isnaini bersama dengan elemennya menyatakan penolakannya terhadap kehadiran KAMI di NTB.

“Kami, masyarakat NTB tidak mau terpecah belah atas kehadiran KAMI di wilayah NTB dan kami meminta Pemprov NTB untuk tidak memberikan izin terhadap kelompok KAMI yang akan deklarasi kapanpun dan dimanapun, apalagi menggunakan fasilitas negara,” tuntutnya.

Sekaligus, ia juga mengajak kepada masyarakat agar fokus bagaimana bersama-sama berupaya menghadapi situasi pandemi agar segera usai.

“Mengajak semua masyarakat NTB tetap patuhi protokol COVID-19 demi keselamatan masyarakat NTB,” serunya.

Terakhir, Isnaini juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk cermat dalam menyerap informasi yang didapat, sehingga tidak mudah disetir atau dimanfaatkan pihak-pihak tertentu demi memuluskan kepentingan politik praktis mereka saja.

“Mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk lebih cermat dalam menanggapi isu yang beredar di nasional maupun daerah,” tutupnya. [REL]

Sumber

Redaksi Jumat, 18 September 2020
Alhamdulillah, Kesembuhan Pasien Covid-19 Terus dan Terus Meningkat


 

Mataram- Angka kesembuhan pasien Covid-19 di Provinsi NTB terus dan terus meningkat. Per tanggal 16 Mei 2020, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi NTB melaporkan adanya penambahan sembuh baru sebanyak 19 orang. Pasien yang sembuh berasal dari Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Tengah.

"Hari ini terdapat penambahan 19 orang yang sembuh dari Covid-19 setelah pemeriksaan laboratorium swab dua kali dan keduanya negatif, " kata Sekda NTB sekaligus Ketua Pelakana Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi NTB Drs.H.Lalu Gita Ariadi, M.Si Sabtu (16/05/2020).

Dengan adanya tambahan 19 sembuh baru, maka total jumlah pasien yang sembuh sebanyak 219 orang. Sementara pada hari ini terkonfirmasi adanya tambahan tujuh kasus baru  positif Covid-19.

" Maka jumlah pasien positif Covid-19 di Provinsi NTB sampai hari ini (16/5/2020) sebanyak 365 orang, dengan perincian 219 orang sudah sembuh, tujuh meninggal dunia, serta 139 orang masih positif dan dalam keadaan baik," terangnya.

Lalu Gita merincikan, ke 19 orang pasien yang sembuh itu adalah ;

1. Pasien nomor 42, an. Tn. A, laki-laki, usia 55 tahun, penduduk Desa Nipah, Kecamatan 
Pemenang, Kabupaten Lombok Utara;
2. Pasien nomor 72, an. Tn. M, laki-laki, usia 59 tahun, penduduk Kelurahan Praya, 
Kecamatan Praya, Kabupaten Lombok Tengah;
3. Pasien nomor 87, an. Tn. A, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Aik Darek, Kecamatan 
Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah;
4. Pasien nomor 153, an. An. F, perempuan, usia 12 tahun, penduduk Kelurahan Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram;
5. Pasien nomor 168, an. Ny. M, perempuan, usia 75 tahun, penduduk Desa Sepakek, 
Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah;
6.Pasien nomor 179, an. Tn. LS, laki-laki, usia 66 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Barat, 
Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
7. Pasien nomor 290, an. Tn. IKGH, laki-laki, usia 53 tahun, penduduk Kelurahan Karang 
Taliwang, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
8. Pasien nomor 291, an. An. RS, laki-laki, usia 16 tahun, penduduk Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah;
9. Pasien nomor 303, an. Tn. FCU, laki-laki, usia 23 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara 
Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
10. Pasien nomor 304, an. Tn. DMS, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Kelurahan Monjok Barat, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
11. Pasien nomor 306, an. Ny. R, perempuan, usia 52 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
12. Pasien nomor 314, an. Tn. S, laki-laki, usia 20 tahun, penduduk Kelurahan Pagutan Timur, 
Kecamatan Mataram, Kota Mataram;
13. Pasien nomor 316, an. Tn. AR, laki-laki, usia 54 tahun, penduduk Kelurahan Bertais, 
Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram;
14. Pasien nomor 317, an. Ny. AB, perempuan, usia 40 tahun, penduduk Kelurahan Rembiga, Kecamatan Selaparang, Kota Mataram;
15. Pasien nomor 319, an. Ny. RDA, perempuan, usia 29 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
16. Pasien nomor 320, an. Ny. JA, perempuan, usia 20 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
17. Pasien nomor 322, an. Tn. RSS, laki-laki, usia 18 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
18. Pasien nomor 323, an. Ny. H, perempuan, usia 48 tahun, penduduk Kelurahan Cakranegara Barat, Kecamatan Cakranegara, Kota Mataram;
19. Pasien nomor 324, an. Tn. IWS, laki-laki, usia 37 tahun, penduduk Kelurahan Jempong 
Baru, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram.

"Untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap 
melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi 
positif," katanya.

Lebih lanjut Sekda NTB juga mengatakan, meskipun semakin banyak kesembuhan baru, namun masyarakat diminta tetap mentaati protokol kesehatan Covid-19 seperti menerapkan jaga jarak (physical distancing) minimal dua meter, tetap di rumah, mengenakan masker saat keluar rumah, cuci tangan pakai sabun di air mengalir dan menjaga kesehatan.

"Pemerintah memberikan apresiasi yang tinggi kepada petugas kesehatan yang tanpa lelah memberikan pelayanan, baik pencegahan penyebaran Covid-19 di masyarakat maupun pelayanan pengobatan kepada pasien positif Covid-19 di rumah sakit," katanya.

Hingga saat ini, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 850 orang, dengan perincian 381 orang (45%) PDP masih dalam pengawasan, 469 orang (55%) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 16 orang PDP meninggal.

Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 5.320 orang, terdiri dari 301 orang (6%) masih dalam pemantauan dan 5.019 orang 
(94%) selesai pemantauan. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 4.867 orang, terdiri dari 1.961 orang (40%) masih dalam pemantauan dan 2.906 orang (60%) selesai pemantauan.(HumasNTB/LNG04)

Redaksi Rabu, 09 September 2020
Pemprov NTB Ajak Pemda Turun Bersama Sosialisasikan Perda Penanggulangan Penyakit Menular

 



Mataram - Pemberlakukan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 tahun 2020, tentang Penanggulangan Penyakit menular akan dimulai pada tanggal 14 September 2020, atau tinggal 11 hari lagi. Terkait dengan hal tersebut, Pemerintah Provinsi NTB mengajak pemerintah kabupaten/kota untuk turun bersama-sama melakukan sosialisasi kepada masyarakat.


"Kita sudah mulai melakukan sosialisasi, bersama aparat, Pol PP, TNI dan Polri sampai dengan tanggal 13 September, " ujar Asisten I Provinsi NTB, Hj. Baiq Eva Nurcahyaningsih, M.Si, didampingi Kasat Pol PP dan Karo Hukum, saat melakukan rapat koordinasi bersama kabupaten/kota di Kantor Gubernur NTB, Jumat, 4 September 2020.


Ia menjelaskan bahwa dasar dari terbitnya Perda itu, karena masih terjadinya penambahan kasus Covid-19 di NTB. Dimana hal itu disebabkan salah satunya karena kurangnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi imbauan Pemerintah terkait penerapan protokol Covid-19.


Untuk itu lanjutnya, Pemprov NTB membuat Perda yang mengatur pemberian sanksi bagi yang melanggar. Harapnya dengan adanya sanksi tersebut akan memberikan efek jera bagi masyarakat yang tidak mematuhi protokol Covid-19, terutama dalam menggunakan masker. 


Diungkapkan Baiq Eva, setelah tahap sosialisasi ini selesai pada tanggal 13 September, maka mulai tanggal 14 september 2020 akan diberlakukan sanksi denda sesuai yang diatur dalam Perda dan Peraturan Gubernur, sebesar 100 ribu bagi yang tidak menggunakan masker di ruang- ruang publik.


"Sekarang tinggal kita pilih, mau pakai masker atau denda," ujarnya.


Untuk itu ia mengajak pemda kabupaten/kota untuk menyamakan persepsi dan bergerak bersama turun ke masyarakat dalam mensosialisasikan Perda Nomor 7 tahun 2020. Lebih jauh ia juga meminta Pemda dalam melakukan sosialisasi, agar menggandeng TNI, Polri, Satpol PP, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pemerintah desa. 


"Seperti yang kita lakukan saat ini, turun langsung ke lapangan untuk membagikan masker," ungkapnya.


Untuk lebih memaksimalkan tahapan sosialisasi, Pemda juga diminta untuk memanfaatkan semua platform yang ada secara maksimal. Misalnya sosialisasi melalui media cetak, elektronik, spanduk, baliho dan banner yang dipasang di hampir semua sudut di Provinsi dan Kabupaten/kota.


Di hadapan peserta Rakor, Baiq Eva juga mengingatkan, kepada kabupaten/kota yang melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) agar tetap menerapkan Protokol Covid-19 dalam semua tahapan proses yang ada. "Jangan ada kerumunan massa yang melanggar protokol Covid-19, terutama saat pendaftaran," tutupnya. (Humas NTB/LNG04) 

Sumber



Redaksi Sabtu, 05 September 2020
Seskab: Iduladha di Masa Pandemi Jadi Lebih Bermakna karena Berkurban Untuk Umat


Jakarta - Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung Wibowo, menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Iduladha atau Idul Kurban 1441H.
Hal tersebut disampaikan Seskab saat ditemui di ruang kerjanya, Gedung III Kemensetneg, DKI Jakarta.
Lebih lanjut, Seskab berharap  bahwa Iduladha atau Idul Kurban kali ini lebih bermakna.
“Semoga Idul Kurban dalam kondisi pandemi Covid-19 ini benar-benar lebih bermakna karena kita berkurban bersama untuk umat manusia. Selamat Hari Raya Iduladha,” pungkas Seskab.
Sebagai Informasi, Iduladha atau Hari Raya Kurban ini ditandai dengan penyembelihan hewan kurban di seluruh dunia sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Selanjutnya, daging kurban itu kemudian disalurkan kepada masyarakat umum yang masuk kategori membutuhkan. (RSF/EN)

Redaksi Jumat, 31 Juli 2020
Presiden: Hasil Uji ‘Swab’ Saya dan Ibu Negara Negatif


Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengabarkan bahwa hasil uji swab bersama Ibu Negara Iriana menunjukan negatif Covid-19 dan kondisinya saat ini dalam keadaan prima serta sehat.
“Alhamdulillah sehat-sehat saja. Pagi hari ini saya berolahraga, bersepeda, agar badan lebih sehat lagi sehingga imunitas tubuh menjadi lebih baik,” ujar Presiden usai berolahraga di area Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (25/7).
Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan berkalanya yang dilakukan kemarin sore juga menyertakan uji swab test.
“Tadi malam sudah keluar hasil tes swab-nya. Alhamdulillah negatif. Ibu (Iriana) juga negatif,” Presiden menegaskan.
Di tengah pandemi yang melanda di setidaknya 215 negara, Presiden kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. Menurut Presiden, perilaku disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan turut berperan penting dalam mempercepat penanganan pandemi oleh pemerintah.
“Saya berulang-berulang mengajak masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh dengan berolahraga secara rutin, makan makanan yang bergizi, jangan lupa pakai masker, cuci tangan sehabis aktivitas, jangan masuk ke dalam kerumunan, dan jaga jarak. Itu yang paling penting harus kita jaga terus,” ucapnya. (BPMI/EN)

Redaksi Minggu, 26 Juli 2020