Dugaan jual beli darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bima sudah lama berlangsung. Praktik percaloan donor darah terungkap dari banyaknya keluhan keluarga pasien.
Direktur RSUD Bima drg. Ihsan mengaku, pihaknya kerap menerima keluhan keluarga pasien mengenai jual beli darah oleh calo di lingkungan RSUD Bima. ’’Hingga pasien sembuh, biasanya mereka akan dibayar sekitar Rp1 juta,’’ ungkapnya, Rabu (13/7/2022).
Ia sedang mencari tahu siapa calo donor darah ini. Apakah dalam melakukan aksinya, para calo melibatkan Nakes di RSUD atau tidak. ’’Kalaupun ada Nakes, akan saya pecat,” tegas Ihsan.
Munculnya praktik jual beli darah tersebut diakibatkan tingginya permintaan kebutuhan darah pasien yang dirawat di RSUD Bima. Sehingga kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. “Modus mereka masuk ke RSUD Bima, lalu cari pasien yang butuhkan darah,” katanya.
Jika ditemukan praktik tersebut, Ihsan menyarankan agar keluarga pasien segera melaporkan ke pihak kepolisian untuk diusut. Karena tindakan itu dinilai lebih efektif dibandingkan mengadu ke pihak RSUD Bima.
“Bukanya kami gak mau terima. Laporan mereka tetap kami terima, cuman itu lamban untuk mengungkap para pelakunya,” pungkas dia.
Sebelumnya, dua orang Tenaga Kesehatan (Nakes) berstatus honorer dipecat karena diduga terlibat pada praktik Pungutan Liar (Pungli) terhadap pasien yang butuh donor darah.
Dalam menjalankan aksinya, kedua Nakes meminta sejumlah uang kepada keluarga pasien dengan dalih untuk mempermudah pelayanan. Karena dalam keadaan mendesak, keluarga pasien tanpa berpikir panjang menyerahkan sejumlah uang sesuai yang mereka minta.